- Litotes
Litotes ialah gaya yang menggunakan kata yang berlawanan arti dengan yang dimaksud untuk merendahkan diri.
Misalnya:
Sudikah tuan singgah ke gubug saya?
Silakan makan seadanya, hanya dengan sambal saja.
Tunggu saja, dalam sekejap mata ia kembali. - Simbolik
Simbolik ialah gaya yang melukiskan sesuatu dengan simbol-simbol atau lambang-lambang.
Misalnya:
Hati-hati bicara dengan bunglon.
Waspadalah dengan si Kancil, agar kau tidak tertipu.
Janganlah kau jadi sampah masyarakat. - Ironi
Ironi ialah gaya menyindir secara halus terhadap orang yang diajak bicara.
Misalnya:
Wah, tulisanmu sehebat ini! (tulisannya jelek sekali)
Cepat betul kau mandi, sampai penat aku menantimu.
Rajin benar kau, Min! Baru dua jam pelajaran dimulai. - Sinisme
Sinisme ialah gaya menyindir yang lebih kasar dari pada ironi.
Misalnya:
Jijik aku melihat orang yang tak sopan itu.
Mual perutku melihat tingkah lakumu itu.
Semoga dengan bermalas-malas begitu engkau dapat lulus. - Sarkasme
Sarkasme ialah gaya sindiran yang kasar sekali, biasanya berupa maki-makian.
Misalnya:
Walau kau mampus, aku tak akan menjengukmu.
Memang otak udang isi kepalamu itu.
Pernah dia minggat dari sini. - Klimaks
Klimaks ialah gaya penyebutan yang makin lama makin naik.
Misalnya:
Dahulu banyak orang yang mengeluh, merintih, menangis, karena kelaparan.
Rakyat di dusun, di desa, di kota bersatu melawan penjajah.
Semula mata berkunang-kunang akhirnya ia pingsan - Antiklimaks
Antiklimaks ialah gaya penyebutan beberapa hal yang makin lama makin mengecil atau menurun.
Misalnya:
Gedung-gedung, rumah-rumah, gubuk-gubuk tidak lepas dari serangan musuh.
Baik trek, sedan, motor beroda dua pun - Repetisi
- Paradok
PS: Saat lagi bersih-bersih barang lama, saya menemukan 3 lembar fotokopi dari macam-macam majas
0 komentar:
Posting Komentar